Rabu, 28 Februari 2024

BEST PRACTICE PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS STRUKTUR SURAT PRIBADI DAN RESMI

 PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara mengenai kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur surat pribadi dan dinas di sekolah kami masih rendah. Salah satu penyebab dari rendahnya kemampuan tersebut adalah dari pendidik yang masih mendominasi dalam pembelajaran. Masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Peserta didik hanya sebagai pendengar dan pencatat apa yang disampaikan oleh pendidik sehingga peserta didik pasif dalam pembelajaran. Pendidik harus berusaha untuk menemukan cara agar pembelajaran Bahasa Indonesia dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Penerapan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik perlu digunakan dalam pembelajaran. 

Salah satu pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik adalah pembelajaran kooperatif. (cooperative learning). Menurut Slavin dalam Sereleciouz (2021)Berbagai model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik berbeda. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).


PEMBAHASAN

Menurut Jumakir model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merupakan suatu model pembelajaran berkelompok yang setiap anggota kelompoknya bertanggung jawab atas tugas kelompoknya, sehingga tidak ada pemisahan antara siswa yang satu dan siswa yang lain dalam satu kelompok untuk saling memberi dan menerima antara satu dengan yang lainnya.Sintagmatik model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) adalah sebagai berikut. Fase pertama yaitu penomoran. fase kedua mengajukan pertanyaan, fase ketiga berpikir bersama, fase keempat menjawab, fase kelima penilaian dan pemberian tanggapan, fase keenam pemberian kesimpulan, dan fase ketujuh evaluasi.

Pembelajaran menganalisis struktur surat pribadi dan dinas dengan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) merangsang peserta didik untuk aktif dalam  pembelajaran  terlihat dari proses diskusi kelompok dan pada saat pendidik mengajukan pertanyaan. Peserta didik berusaha untuk dapat menjawab setiap pertanyaan yang disampaikan pendidik. Bahkan apabila dari kelompok lain tidak dapat enjawab pertanyaan yang diajukan pendidik kelompok lain berusaha menjawabnya. Pembelajaran menjadi semakin hidup, apabila pendidik tidak dapat mengorganisasikan waktu dengan baik akan terlena.

Pembelajaran menganalisis struktur surat pribadi dan resmi dengan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) di kelas VII A SMP Negeri 4 Randudongkal sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis struktur surat pribadi dan resmi. Persentase perolehan hasil belajar melalui asesmen sumatif diperoleh dari 34 peserta didik 32 di antaranya memperoleh nilai di atas KKTP atau  94,1% dan 2 peserta didik masih memperoleh nilai di bawah KKTP atau 5,9%.

SIMPULAN

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran menganalisis struktur surat pribadi dan resmi berhasil meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran. Peningkatan kemampuan menganalisis struktur surat pribadi dan dinas menunjukan peningkatan yang signifikan. Dalam proses pembelajaran peserta didik juga aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga kelas menjadi hidup dan proses pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan pembelajaran yaitu peserta didik mampu menganalisis struktur surat pribadi dan resmi dengan tepat dan benar.


DAFTAR PUSTAKA

Dewayani, Sofie, Rakhma Subarna, C. Erni Setyowati, 2021. Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia. Jakarta: kemdikbud.

Jumakir. 2021. Model Numbered Head Together (NHT) https://www.kangjo.net/berita/detail/model-numbered-head-together-nht

Diakses 24 Februari 2024


Seleliciouz. 2021.Model Pembelajaran Kooperatif – Pengertian, Metode, Contoh

https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/model-pembelajaran-kooperatif/. 22 Februari 2024

Oleh:
Wiwin Nur Azizah, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 4 Randudongkal

Best Practice : Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Listrik Statis di Kelas IXE SMP Negeri 4 Randudongkal

Pendahuluan

Berdasarkan pengamatan saya sebagai guru di SMPN 4 Randudongkal diketahui bahwa minat belajar peserta didik masih rendah dalam pembelajaran IPA pada materi Listrik statis.Peserta didik mengalami kesulitan pada materi listrik statis.kemudian agar peserta didik bisa memahami materi tersebut maka melaksanakan pembelajaran dengan tujuan supaya peserta didik mampu: mengidentifikasi factor factor yang mempengaruhi interaksi dua benda bermuatan, menjelaskan contoh gejala listrik statis dalam kehidupan sehari-hari,menjelaskan jenis-jenis muatan listrik dengan benar.Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa Faktor internal dan factor eksternal.Setelah melakukan analisis terhadap kajian literatur dan wawancara dengan rekan sejawat,kepala sekolah dan pakar,maka ada beberapa tantangan untuk mencapai tujuan antara lain :

1. Rendahnya tingkat belajar peserta didik.

2. Sarana yang belum ada.

3. Guru belum melakukan pembelajaran interaktif dan menmyenangkan

4. Guru belum mengoptimalkan aplikasi pembelajaran yang mendukung kegiatan belajar mengajar.

 

   Maka untuk mengatasi masalah tersebut,guru menerapkan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada materi Listrik Statis.

Dalam menghadapi tantangan ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu :

1.      Dosen pembimbing dan guru pamong PPG Dalam Jabatan Kategori 1, Angkatan III

pada Universitas Negeri Yogyakarta

    2.   Kepala SMP Negeri 4 Randudongkal

    3.   Rekan guru di SMP Negeri 4 Randudongkal

    4.   Peserta didik kelas IX.E SMP Negeri 4 Randudongkal

Selanjutnya tujuan dari penulisan Best Practice adalah upaya meningkatkan Hasil belajar peserta didik melalui penerapan model pembelajaran Inkuiri terbimbing pada materi LIstrik Statis di kelas IXE,Dengan model pembelajaran ini mempunyai kelebihan seperti membantu siswa mengembangkan penguasaan ketrampilan dan menekankan pada aspek kognitif,efektif dan psikomotor secara seimbang kemudian kelemahannya diantaranya sulit mengotrol kegiatan siswa dan sulit merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar. Untuk itu mitigasi yang dilakukan adalah mengajak siswa untuk aktif saat proses pembelajaran, dan merencanakan pembelajaran jauh hari sebelumnya serta mengotrol siswa dengan baik.

 Pembahasan

Langkah- langkah yang harus dilakukan sesuai tantangan yang dihadapi antara lain :

1.         Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas

2.    Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas.

3.    Penentuan penyebab masalah

4.    Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar membuat rencana aksi.

Strategi yang digunakan antara lain :

1.  Guru menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas   yaitu model Inkuiri Terbimbing.

2.    Guru menggunakan alat dan bahan seperti statif yang diganti dengan pralon yang di rakit, balon karet, penggaris,benang serta rambut manusia.

3.    Guru memanfaatkan media teknologi dalam pembelajaran yaitu melaksanakan evaluasi menggunakan Geogle form ( Prestest dan Postest ), serta PPT canva

4.    Membuat bahan ajar

5.    Memanfaatkan LKPD

Kegiatan rencana aksi di desain dengan sebaik mungkin menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar para peserta didik lebih memahami materi,selanjutnya melaksanakan pembelajaran dengan langkah :

1. Stimulasi / pemberian rangsangan :

Peserta didik mendemonstrasikan penggaris yang digosokkan ke rambut dan didekatkan pada sobekan kertas, kemudian peserta didik memprediksikan apa yang terjadi.

2. Merumuskan masalah

Peserta didik mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru berdasarkan apa yang dilihat dari demonstrasi temannya.

3. Merumuskan Hipotesis

Peserta didik merumuskan hipotesisnya pada LPKD

4. Mengumpulkan data

Dengan bimbingan guru Peserta didik melakukan penyelidikan berpandu pada LKPD.

5. Menguji hipotesis

Peserta didik menganalisis hipotesisnya yang berpandu LKPD

6. Kesimpulan

Peserta didik menyimpulkan hasil penyelidikannya ,membuat laporan secara berkelompok dan mempresentasikannya.

Setelah menganalisis hasil pembelajaran, maka bisa dikatakan bahwa siswa dapat :

a. Menjelaskan contoh gejala listrik statis dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

    b. Menjelaskan jenis-jenis muatan listrik dengan benar.

    c. Menyelidiki interaksi dua muatan listrik dengan tepat.

Berdasarkan refleksi proses dan hasil pembelajaran bersama dosen, guru pamong dan teman sejawat hasil menunjukkan tujuan telah tercapai dengan efektif karena hasil belajar peserta didik telah meningkat.Kemudian respon dari peserta didik diataranya juga senang dengan pembelajaran seperti ini, tidak merasa bosan.

Faktor keberhasilan: adanya kerjasama semua pihak seperti peserta didik,dosen dan guru pamong yang selalu membimbing, teman sejawat, serta kepala sekolah.

Kesimpulan

Penerapan Inkuiri Terbimbing mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik ditunjukkan adanya perbedaan hasil nilai dari pretest dan postest.

Daftar Pustaka

Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Hasil Belajar IPA pada Peserta Didik

BN KhairM Syazali - 

Journal of Classroom Action Research, 2023 - jppipa.unram.ac.id

… dan mempelajari IPA sehingga berdampak pada rendahnya hasil … rendahnya hasil belajar
IPA peserta didik terutama pada IPA di … remidi untuk memperbaiki hasil belajar IPA yang telah …

Agung, A. A. G. (2014). Metode Penelitian Pendidikan. Aditya Media Publishing. Agus Abhi Purwoko, Burhanuddin, Yayuk Andayani, Saprizal Hadisaputra, Lian Yulianti, Zelisa Nudia Fitri, D. P. (2021). Validitas Instrumen Dalam Rangka Pengembangan Metode Pembelajaran Inovatif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Prosiding SAINTEK Universitas Mataram, 3(0), 94–102. https://jurnal.lppm.unram.ac.id/index.php/prosidingsaintek/article/view/271.

Oleh :
Risyanti, S.Pd.
Guru IPA SMP Negeri 4 Randudongkal
risyantismpn4@gmail.com

Jumat, 16 Februari 2024

BEST PRACTICE : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) BERBANTUAN GAMBAR BERSERI


PENDAHULUAN

Peserta didik masih banyak yang belum mampu menulis teks berita dengan struktur dan kaidah kebahasaan yang tepat. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah tersebut adalah pendidik masih menggunakan metode ceramah, masih mendominasi pembelajaran, peserta didik belum menjadi pusat pembelajaran, dan belum menggunakan model, dan media yang menarik, serta belum terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan. 
Seorang pendidik yang profesional diharuskan memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Ada beberapa jenis model maupun media pembelajaran yang dapat digunakan. Inovasi pembalajaran yang dipilih pendidik untuk meningkatkan kemampuan menulis teks berita adalah model Project Based Learning (PjBL) berbantuan gambar berseri. 
Pembelajaran Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PjBL) adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sisntesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. (Daryanto dalam Jumakir 2022:1)

PEMBAHASAN

Inovasi dan pelaksanaan praktik baik pada peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita dengan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan gambar berseri sangat sangat efektif digunakan dalam pembelajaran. Adapun tahapan  pelaksanaan pembelajaran adalah sebagai berikut : a) kegiatan pendahuluan meliputi pendidik mengucap salam, peserta didik dan pendidik berdoa bersama, mengecek kehadiran, mengecek kesiapan belajar, menyampaikan pertanyaan pemantik, tujuan dan manfaat pembelajaran, serta  melakukan ice breaking. b) kegiatan inti pembelajaran, pendidik menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbantuan gambar berseri dengan langkah yang pertama menayangkan sebuah video dan teks berita sesuai dengan gaya belajar peserta didik kemudian mengajak peserta didik untuk merencanakan dan mengelola waktu  penyelesaian produk dengan berdiskusi. Beberapa kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan kelompok dan kelompok lain memberikan tanggapan. Dilanjutkan peserta didik dan pendidik menyimpulkan hasil pembelajaran. c) kegiatan penutup pendidik dan peserta didik menyimpulkan, mengevaluasi dan merefleksi pembelajaran. Untuk mengukur ketercapaian kemampuan menulis teks berita pendidik memberikan penugasan individu. Pendidik menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Menulis teks berita menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbantuan gambar berseri meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pembelajaran tersebut. Dari 34 peserta didik mendapat nilai di atas KKTP 88,2% atau 30 peserta didik, sedangkan 4 peserta didik atau 11,8% memperoleh nilai di bawah KKTP.

Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas pembelajaran menulis teks berita menggunakan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan gambar berseri sudah berjalan dengan baik karena peserta didik mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai sintaksnya. Penilaian yang dilakukan oleh pendidik dalam pembelajaran menulis teks berita adalah asesmen for learning, meliputi asesmen observasi dan proyek secara individu. Asesmen observasi dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik yang meliputi sikap peserta didik saat pembelajaran. Asesmen proyek secara individu digunakan untuk mengukur ketercapaian penilaian pengetahuan.

SIMPULAN

Penerapan model Project Based Learning (PjBL) berbantuan gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis teks berita. Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan model tersebut menunjukan hasil yang baik dan signifikan. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan baik, bahkan sangat antusias. Pemanfaatan media gambar berseri menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik. Mereka termotivasi untuk segera menyelesaikan dengan mengembangkan kalimat-kalimat sesuai dengan gambar berseri tersebut. 

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Yogi, Dion Ginanto, Nisa Felicia, Ardanti Andiarti, Indriyati Herutami, Leli Alhapip, Setiyo Iswoyo, Yayuk Hartini, Rizal Listyo Mahardika. 2022. Pembelajaran dan Asesmen. Jakarta: Kemdikbud

Dewayani, Sofie, Rakhma Subarna, C. Erni Setyowati, 2021. Buku Panduan Guru Bahasa Indonesia. Jakarta: kemdikbud

Jumakir. 2022. Project Based Learning (PjBL) atau Metode Pembelajaran Berbasis Proyek. Diakses 5 Februari 2024 pada https://www.kangjo.net/berita/detail/project-based-learning-pjbl-atau-metode-pembelajaran-berbasis-proyek

Nurhasanah, Siti, Agus Jayadi, Rika Sa’diah, Safrimen. 2019. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Edu Pustaka.

Oleh:
Wiwin Nur Azizah, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 4 Randudongkal
wiwinna1984@gmail.com